Dhammapada

Dhammapada baby!!

Empat Kebenaran Mulia

4 Kebenaran Mulia

Laughing

Here's an mp3 file that was uploaded as an attachment: Juan Manuel Fangio by Yue And here's a link to an external mp3 file: Acclimate by General Fuzz Both are CC licensed. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, ...

Block quotes

Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec molestie facilisis ante. Ut a turpis ut ipsum pellentesque tincidunt. Morbi blandit sapien in mauris. Nulla lectus lorem, varius aliquet, ...

Contributor post, approved

I'm just a lowly contributor. My posts must be approved by the editor.Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at ...

Posted by Art of Living - - 0 komentar

Ini adalah bagian ke 4 Dhammapada




(44).
Siapakah yang dapat menaklukkan dunia (diri) ini, beserta alam yama, dewa dan manusia ?
Siapakah yang akan menemukan jalan kebajikan* nan sempurna, seperti seorang ahli (merangkai bunga) memilih bunga ?
*).  Jalan kebajikan diartikan sebagai tigapuluh-tujuh faktor kesadaran agung. Menaklukkan diri berarti hakekat diri ini. Alam yama terdiri dari 4 alam kehidupan yang menyedihkan, yaitu: neraka, alam binatang, alam pete (makhluk halus yang menderita), dan alam Asura (raksasa).

(45).
Orang suci-lah yang akan menaklukkan dunia (diri) ini, beserta alam yama, dewa dan manusia.
Orang suci-lah yang akan menemukan jalan kebajikan nan sempurna, seperti seorang ahli (merangkai bunga) memilih bunga.

(46).
Mengetahui bahwasanya tubuh ini seperti buih, dan menyadari sebagai bayangan fatamorgana* , hendaklah orang mematahkan tangkai-tangkai bunga nafsu (mara) , dan melepaskan diri dari incaran raja kematian.
*).  Hakekat tubuh ini selalu berubah dengan cepat (Anicca), tidak ada inti yang kekal di dalamnya (Anatta).

(47).
Orang yang mengumpulkan bunga-bunga nafsu, yang pikirannya bercabang-cabang, kematian akan menyeretnya seperti banjir menghanyutkan desa yang tertidur.

(48).
Orang yang mengumpulkan bunga-bunga nafsu, yang pikirannya bercabang-cabang, dan keinginannya tak pernah terpuaskan, maut pun akan menjemputnya.

(49).
Seperti lebah yang tidak merusak kuntum bunga, baik warna maupun harumnya, pergi lagi setelah menghirup madu, begitulah hendaknya orang bijaksana berkelana di tengah masyarakat.

(50).
Ia hendaknya tidak memperhatikan kesalahan-kesalahan orang lain, apa yang diperbuat dan tidak dibuat, melainkan memperhatikan apa yang dibuat dan tidak diperbuat diri sendiri.

(51).
Seperti kuntum bunga yang indah, tapi tiada harum baunya, begitu sia-sianya kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.

(52).
Seperti kuntum bunga yang indah, harum semerbak, begitulah kata-?kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya, sungguh bermanfaat.

(53).
Seperti rangkaian bunga yang terdiri dari  kumpulan bunga-bungaan, begitulah hendaknya kebajikan-kebajikan dilakukan orang sepanjang hidupnya.

(54).
Semerbaknya bunga tak dapat menentang arah angin, begitupun harum kayu cendana, bunga tegara dan melati. Semerbak kebajikan bertiup menentang arah angin; harumnya menyebar ke segala arah.

(55).
Kayu cendana, bunga tegara, teratai dan melati, dari semua jenis wewangian ini, harumnya kebajikan tiada yang dapat menandingi.

(56).
Tidaklah seberapa harumnya bunga tegara atau kayu cendana. Tapi semerbak kebajikan sungguh mempesona, bahkan sampai ke alam dewa.

(57).
Mara tak lagi dapat menemukan jejak mereka yang dipenuhi kebajikan, hidup penuh kesadaran, dan berdasarkan pandangan terang, telah terbebas.

(58,59).
Seperti dari onggokan sampah yang dibuang di pinggir jalan, tumbuh bunga teratai, harum semerbak indah dipandang.
Begitu pula di antara mereka yang tersesat, siswa Buddha bersinar cemerlang, menerangi dunia yang gelap dengan kebijaksanaannya.

Leave a Reply