Dhammapada

Dhammapada baby!!

Empat Kebenaran Mulia

4 Kebenaran Mulia

Laughing

Here's an mp3 file that was uploaded as an attachment: Juan Manuel Fangio by Yue And here's a link to an external mp3 file: Acclimate by General Fuzz Both are CC licensed. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, ...

Block quotes

Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec molestie facilisis ante. Ut a turpis ut ipsum pellentesque tincidunt. Morbi blandit sapien in mauris. Nulla lectus lorem, varius aliquet, ...

Contributor post, approved

I'm just a lowly contributor. My posts must be approved by the editor.Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at ...

Posted by Art of Living - - 0 komentar

Ini adalah bagian ke 9 Dhammapada



(116).
Bergegaslah berbuat kebajikan dan bersihkan pikiranmu dari kejahatan; karena mereka yang enggan berbuat kebajikan, menjadi senang akan kejahatan.

(117).
Bila seseorang berbuat jahat, hendaklah ia tidak mengulang-ulangnya lagi, dan jangan merasa senang akan perbuatan itu. Penderitaan adalah akibat dari memupuk perbuatan jahat.

(118).
Bila seseorang berbuat kebajikan, hendaklah ia mengulang dan mengulanginya lagi, lalu merasa senang akan perbuatannya itu. Kebahagiaan adalah akibat dari memupuk perbuatan bajik.

(119).
Pembuat kejahatan hanya merasakan kegembiraan, sepanjang buah perbuatannya belum masak;  tapi ketika sampai waktunya, ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk.

(120).
Pembuat kebajikan hanya merasakan kesedihan, sepanjang buah perbuatannya belum masak;  tapi ketika sampai waktunya, ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik.

(121).
Jangan neremehkan kejahatan (meskipun kecil) dengan berkata,  "Itu tak akan berakibat apa-apa bagiku."  Seperti tempayan akan penuh oleh air yang jatuh menetes, begitu pula si dungu memenuhi dirinya sedikit demi sedikit dengan kejahatan.

(122).
Jangan meremehkan kebajikan (meskipun kecil) dengan berkata, "Itu tak akan berakibat apa-apa bagiku.". Seperti tempayan akan penuh oleh air yang jatuh menetes, begitu pula orang bijaksana memenuhi dirinya sedikit demi sedikit dengan kabajikan.

(123).
Seperti saudagar yang membawa harta berharga dengan sedikit pengawal, menghindari jalan yang berbahaya;  atau seperti orang yang menyayangi jiwanya, menghindari racun;  begitu pula hendaknya orang bijaksana menghindari perbuatan jahat.

(124).
Bila tidak terdapat luka di tangannya, dapatlah seseorang membawa racun dengan tangan itu. Racun tiidak akan mencelakkan orang yang tidak terluka. Tiada penderitaan bagi orang yang tidak berbuat jahat.*
*).  Tidak berbuat jahat disini berarti juga tidak punya msksud (kehendak) jahat.

(125).
Barang siapa berbuat jahat terhadap orang baik, yang suci dan tidak bersalah;  kejahatan itu akan berbalik menimpanya, seperti debu yang diterbangkan menentang angin.

(126).
Sebagian orang terlahir* melalui kandungan, pembuat kejahatan terlahir di alam neraka**, orang yang berkelakuan baik masuk surga***, orang suci**** terbebas mencapai Nibbana.
*).     Menurut Ajaran Buddha ada empat jenis kelahiran, yaitu melalui telur, melalui kandungan, melalui kelembaban dan kelahiran langsung.
**).      Neraka/niraya = tidak ada kebahagiaan. Ada empat jenis niraya, yaitu, alam menyedihkan, alam binatang, alam peta dan alam setan asura. Tapi tak satu pun dari keadaan ini yang kekal. Berdasarkan karma buruknya, seseorang dapat terlahir di salah satu alam menyedihkan itu. Setelah itu, mereka mungkin terlahir di alam yang membahagiakan sesuai karma baik yang mereka lakukan.
***).     Surga/suagga = penuh kebahagiaan. Di alam kesenangan indera, alam manusia dan alam surga dipandang sebagai alam bahagia. Namun keduanya juga tidak kekal.
****).  Orang suci di sini adalah arahat yang, setelah kematiannya, tidak dilahirkan lagi tetapi mencapai Parinibbana.

(127).
Tidak di langit atau di tengah samudera, tidak pula di dalam gua di gunung-gunung, dapat ditemukan tempat bagi seseorang untuk menyembunyikan* diri dari akibat perbuatan jahatnya.
*).   Hukum-hukum alam yang di temukan dan di ajarkan sang Buddha bersifat kausal tidak dapat disuap atau dibujuk dengan doa-doa, tak seorang pun dapat lolos atau bersembunyi dari akibat perbuatan jahatnya. Tidak ada dewa, bahkan tidak juga Buddha, yang dapat mengubah bekerjanya hukum karma.

(128).
Tidak di langit atau di tengah samudera, tidak pula di dalam gua di gunung-gunung, dapat ditemukan tempat bagi sesbeorang untuk menyembunyikan diri dari kematian.



*The Image is property of artfulpurpose

Leave a Reply