Dhammapada

Dhammapada baby!!

Empat Kebenaran Mulia

4 Kebenaran Mulia

Laughing

Here's an mp3 file that was uploaded as an attachment: Juan Manuel Fangio by Yue And here's a link to an external mp3 file: Acclimate by General Fuzz Both are CC licensed. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, ...

Block quotes

Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec molestie facilisis ante. Ut a turpis ut ipsum pellentesque tincidunt. Morbi blandit sapien in mauris. Nulla lectus lorem, varius aliquet, ...

Contributor post, approved

I'm just a lowly contributor. My posts must be approved by the editor.Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at ...

Posted by Art of Living - - 0 komentar

Ini adalah bagian ke 18 Dhammapada



(235).
Saat ini, engkau seperti daun yang layu, malaikat maut menunggumu. Di depan gerbang kehancuran engkau berdiri, tanpa bekal sedikit pun.

(236).
Buatlah pulau untuk dirimu sendiri. Berjuanglah, dan jadikan dirimu bijaksana;  bersihkan diri dari noda dan nafsu. Engkau pun akan memasuki alam para suci*.
*).   Suddhavasa = kediaman para Suci, tempat para Anagami setelah kematiannya yang terakhir.

(237).
Telah tiba saat akhir hidupmu, dan kini engkau berjalan menuju kematian. Tiada lagi tempat untuk bersinggah, padahal sedikitpun bekal tak ada padamu.

(238).
Buatlah pulau untuk dirimu sendiri. Berjuanglah, dan jadikan dirimu bijaksana;  bersihkan diri dari noda dan nafsu. Engkau pun tak akan kembali dalam lingkaran kelahiran dan kematian.

(239).
Secara bertahap, sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu, orang bijaksana membersihkan noda-noda batinnya, seperti seorang tukang (emas) membersihkan emas dari sisa-sisa perak.

((240).
Seperti karat, yang muncul dari besi dan merusak besi itu sendiri;  begitu pula perbuatan buruk akan membawa bencana bagi pelakunya.

(241).
Tidak menghafal adalah noda bagi ahli kitab;  tidak berusaha adalah noda bagi perumah-tangga;  kemalasan adalah noda bagi si cantik;  kelengahan adalah noda bagi seorang penjaga*.
*).   Orang bijaksana yang terus menjaga kesadarannya.

(242).
Kelakuan buruk adalah noda bagi wanita;  kekikiran adalah noda bagi dermawan;  noda-noda, sesungguhnya adalah segala hal buruk dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

(243).
Noda yang lebih buruk dari semua adalah kebodohan. Inilah noda terbesar. O para Bhiku, buanglah noda ini dan jadilah orang yang tak ternoda.

(244).
Sungguh mudah menjadi orang yang tidak tahu malu, sembrono seperti seekor gagak, suka bergunjing, kurang ajar, congkak, dan berhati busuk.

(245).
Sungguh sukar menjadi orang rendah hati, yang selalu mencari kesucian, bebas dari keterikatan, sederhana, hidup bersih, dan bijaksana.

(246,247)
Barang siapa di dunia ini, membunuh, berkata bohong, mengambil barang yang tidak diberikan kepadanya, mengganggu istri orang lain, kecanduan minuman yang memabukkan, ia seakan-akan sedang mencabut akar kehidupannya sendiri.

(248).
Ketahuilah, O orang baik !  "tidak mudah mencegah (dilakukannya) hal-hal buruk.". Jangan biarkan keserakahan dan kejahatan menyeretmu ke dalam kesedihan yang berlarut-larut.

(249).
Orang-orang memberi sesuai dengan keyakinan dan kesukaan hati mereka;  siapapu yang iri pada makanan dan minuman orang lain, tak pernah dapat mencapai Konsentrasi (dalam meditasinya), baik siang maupun malam.

(250).
Tapi ia yang memotong dan melenyapkan perasaan iri tersebut, akan mencapai Konsentrasi (dalam meditasinya), baik siang maupun malam.

(251).
Tidak ada api sepanas nafsu, tidak ada cengkeraman sekuat kebencian, tidak ada jerat seketat kebodohan, tidak ada arus sederas keinginan.

(252).
Mudah sekali melihat kesalahan orang lain, tapi sungguh sukar menemukan kesalahan diri sendiri. Seperti menampi dedak, seseorang nenunjukkan kesalahan orang lain. Tapi, seperti penjudi licik orang menyembunyikan kesalahannya sendiri.

(253).
Ia yang selalu melihat dan mencela kesalahan orang lain, kekotoran batinnya akan berkembang;  dan ia pun akan semakin jauh dari lenyapnya kekotoran batin (Kearahatan).

(254).
Di langit tak ada jejak, di luar jalan tidak ada orang suci. Orang-orang bergembira dengan batin terbelenggu. Para Tathagata*, telah terbebas dari semua belenggu.
*).   Tathagata, sebutan Buddha unyuk Dirinya Sendiri. Artinya " yang bebas datang dan pergi", karena terbebas dari belenggu-belenggu nafsu, keinginan, kemelekatan dan kesombongan.

(255).
Di langit tidak ada jejak, di luar jalan tidak ada orang suci. Tiada sesuatu (yang berkondisi) pun yang kekal, sebaliknya tiada ketidakkekalan dalam diri para Buddha.

Leave a Reply